Langsung ke konten utama

The Golden Stories of Fatimah - Bag 2


Selamat malam menuju Kamis. Selamat hahariringan ballad Korea dan beberapa lagu pop galau tahun 2000an. Status sudah bersuami, apa-apa sekarang harus sepasang. Begadang pun berpasangan. Cieeee.

Lanjutan dari tulisan sebelumnya, The Golden Stories denga susah payah diringkas jadi hanya beberapa halaman A4. Selamat belajar lagi dari beliau.

***

ALI HENDAK BERISTRI LAGI

Tidak ada yang lebih menyakitkan hati seorang perempuan melebihi sakitnya dimadu oleh suaminya. Demikianlah yang dirasakan Fatimah setelah mendengar suaminya ingin menikah lagi.

Wanita yang ingin dinikahi Ali adalah anak perempuan Abul Hakam bin Hisyam, seorang tokoh musyrik yang lebih dikenal dengan nama Abu Jahal, yang telah meninggal dalam perang Uhud.Setelah islam menjadi besar dan kuat di Madinah, putri Abu Jahal tersebut memeluk islam.

Meski telah memeluk islam, putri Abu Jahal banyakdicemoohkan dan dijauhi oleh kaum muslimin dikarenakan dosa dan kejahatan ayahnya terhadap islam yang terlampau banyak.

Oleh karena itu, Ali merasa kasihan meluhat putri Abu Jahal tersebut harus menanggung kejahatan ayahnya. Sementara dalam QS Al-An’am: 64: “Seorang yang berdosa, ia tidak memikul dosa orang lain.” Sehingga menurut Ali tidak ada cara lain untuk menyelamatkan putri Abu Jahal selain menikahinya.

Ali tidak menyangka Fatimah akan sangat marah karena sakit hatinya. Bahkan Rasulullah tidak tega melihat Fatimah yang hidupnya dipenuhi penderitaan dimadu oleh Ali. Mengingat ketika usianya masih kecil, Fatimah ditinggal wafat ibunya. Lalu ia juga menggantikan posisi ibunya, sehingga ia dijuluki ummu abiba atau ibu bagi ayahnya.

Rasulullah semakin tidak ridha saat beliau mengetahui bahwa yang ingin dinikahi Ali adalah putri Abu Jahal. Beliau berpidato di mesjid mengungkapkan ketidakridhaannya. Ali kemudian pulang dan meminta maaf kepada Fatimah. Namun sore itu Fatimah menoleh pun tidak. Ali kemudian meminta maaf lagi kepada Fatimah setelah waktu magrib. Lalu saat itulah Fatimah “Allah mengampuni Anda, Abul Hasan.”

KEDERMAWANAN DIDIKAN MADRASAH RASULULLAH

Suatu hari seorang tua menemui Fatimah di rumahnya, setelah sebelumnya menemui Rasulullah yang ketika itu tak memiliki apa-apa untuk diberikan. Ia kemudian mengadu bahwa ia sedang kelaparan dan meminta pertolongan. Saat itu Fatimah dan Ali sudah 3 hari tidak makan. Maka Fatimah mengambil kulit domba yang telah disamak dan biasanya dipakai Hasan dan Husein untuk tidur. Fatimah juga memberikan kalungnya agar laki-laki tua itu jual untuknya membeli makanan.

Lelaki itu kemudian menemui Rasulullah dan menceritakan bahwa Fatimah memberikannya kalung, sehingga Rasulullah menangis. Amar Yasir yang menyaksikan hal itu berkata bahwa ia akan membeli kalung tersebut dan menanyakan harganya.

Lelaki tersebut menjawab “Aku akan menjualnya seharga roti dan daging yang mengenyangkanku. Pakaian yang menutupi badanku dan 10 dinar sebagai bekalku pulang menuju rumahku.”

Amar Yasir lalu menjawab, “Kubeli kalung ini dengan harga 20 dinar emas, makanan, pakaian dan kuda sebagai tungganganmu pulang.”

Amar Yasir memberikan kalung itu kepada budaknya, “Berikanlah bungkusan ini kepada Rasulullah dan aku juga menghadiahkanmu kepada beliau.”

Rasulullah kemudian menerima hadiah itu. Kemudian beliau menghadiahkan kalung & budak tersebut kepada Fatimah. Fatimah lalu menerima kalung tersebut dan berkata kepada budak, “Aku bebaskan engkau di jalan Allah.”

Budak itu tersenyum dan berkata, “Wahai putri Rasulullah, kalung ini telah membuatku tersenyum. Ia telah mengenyangkan orang yang kelaparan, memberikan pakaian kepada orang yang tak berpakaian, menjadikan orang fakir kaya, memberikan tunggangan kepada orang yang tidak punya tunggangan, membebaskan budak dan akhirnya kembalikepada pemilik aslinya.”

RASULULLAH WAFAT DISUSUL FATIMAH

Pada tahun ke 10 H penyakit Rasulullah semakin parah. Beliau membisikkan ke elinga Fatimah bahwa beliau akan segera meinggal dan Fatimah lah yang pertama akan menemui beliau di surga nanti. Rasulullah wafat pada usia 63 tahun.

Fatimah lalu meninggal tak sampai satu tahun dari ayahnya. Diriwayatkan Aisyah ra, “Fatimah wafat setelah 6 bulan ayahnya wafat. Tepatnya pada hari Selasa, Ramadhan tahun 11H. Fatimah wafat dalam usia 28 tahun.”

Ia meninggal dengan satu pesan, “Hanya Ali, suaminya, yang boleh menyentuh tubuhnya.”

Keturunan Rasulullah hanya berlanjut melalui Hasan & Husain. Selain Fatimah, putri Rasulullah yang lain keturunannya terputus.”

Beberapa tahun setelah Fatimah wafat, Ali menemukan kesyahidan pada usia 63 tahun. Menurut suatu riwayat, pembunuhan Ali bin Abi Thalib yang dilakukan oleh Abdurrahman bin Muljam didasari oleh cinta.

Abdurrahman bin Muljam jatuh cinta kepada Qutham binti Akhdar, wanita tercantikan di masanya. Qutham meminta beberapa mahar yaitu uang 3000 dirham, seorang budak pria, seorang budak wanita, dan kematian Ali bin Abi Thalib.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Batas

  Saya menyadari betapa banyaknya batasan ketika kita ingin menulis karya sastra. Itu membuat saya merasa terkekang. Seperti bagaimana sebuah tulisan tak boleh mengandung SARA. Apa yang dimaksud di sini? Apakah karya seperti Da Vinci Code itu menurut aturan orang Indonesia dianggap SARA? Sebab di novel tersebut disinggung tentang keturunan Yesus yang masih hidup sampai masa ini. Kemudian apakah apabila kita menceritakan pembunuhan yang didasarkan pada kesalahan interpretasi pembunuh terhadap isi ayat-ayat dalam kitab tertentu itu juga SARA? Padahal plot cerita seperti ini di Negara lain malah sampai dibuat film. Lalu sebuah tulisan juga tak boleh mengandung unsur LGBTQ. Saya tidak membenarkan apalagi menormalisasi dan meromantisasi LGBTQ. Namun menurut saya bila sebuah karya menceritakan hal baik dari itu, misalnya seseorang yang berusaha keras untuk menyembuhkan diri (maaf, saya memang menganggap ini sebagai penyimpangan yang seharusnya bisa disembuhkan alias penyakit) dari ...

Pura-pura Sibuk, Sibuk Berpura-pura

 Assalammualaikum. Selamat malam. Menulis di sini untuk kasih update bahwa kehidupan saya terutama setelah menjadi ibu berubah berratus-ratus derajat sibuknya. Sesibuk itu? Iya, sesibuk itu. Kamu belum ngerasain ya yang namanya pingin 'me time' mesti melek tenga malem hanya demi nonton movie favorit misalnya, karena kalo bukan waktu tidur, ya...emang nggak ada waktu lain. Saya nggak anggap anak sebagai beban, tapi kalo dia bangun bahkan kalo dia tidur, perhatian dan seluruh jiwa raga saya hanya fokus ke dia. Dia lagi aktif banget belajar jalan. Jarang banget duduk lama, itungan detik. Sisanya jalan-jalan yang masih sempoyongan, belum ajeg dan dikit-dikit atu atau kejedot. Inget anak tuh bukan pemberian tapi titipan. Maka nggak bole ngasal pengasuhannya. Lalu saya masi berusaha untuk produktif dalam hal lain. Saya masi aktif bagiin info-info tentang pendidikan di IG, membaca dan meriviu buku di YouTube, jualan buku dan makanan sehat, dan yang udah diimpikan sejak lama adalah men...

KACAMATA

Mengenai apa-apa yang akan saya tuliskan di sini, saya sulit menemukan judul yang tepat. Awalnya saya hanya baca kutipan Ir. Soekarno dalam buku yang beliau tulis judulnya “Sarinah”. Bunyi kutipannya adalah: “Tidakkah banyak laki-laki yang mendewi-tolol-kan istrinya?” – Ir. Soekarno. Sebagai seorang yang pernah menikahi 9 istri, tidak sedikit yang menganggap beliau sebagai womanizer. Nah dengan buku “Sarinah” ini, tuduhan tersebut terbantahkan. Saya juga belum baca bukunya, tapi saya baca review-review nya di internet. :D Selain karena baca ini, saya juga akhir-akhir ini mengikuti salah satu feminis yang cukup aktif dan vokal di sosial media. Jadi sedikit banyak menginspirasi saya untuk menuliskan sesuatu tentang perempuan, terutama dari kaca mata laki-laki. KACAMATA PEREMPUAN Satu hal yang saya rasa sangat berbeda antara laki-laki dan perempuan adalah bagaimana kita saling mempengaruhi secara seksual? Saya agak sulit membahasakannya. Yang saya maksud adalah mis...