Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Dear Name

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Sabtu, 12 Januari 2019, 00.27. Di luar gerimis dan masih melek. Saya punya terlalu banyak hal di kepala, jadi saya putuskan untuk menuliskan apa pun yang akan saya tuliskan di sini. Sebagai seorang muslim, saya percaya bahwa menikah itu penyempurna setengah ibadah dan sebagai manusia menikah adalah kewajiban untuk mencegah kepunahan. Walaupun dalam islam hukumnya bisa berbeda-beda tergantung situasi dan keadaan seseorang. Kalau pada usia dua puluh sekian saya belum menikah, maka itu bukan karena saya mengabaikan ini sebagai sesuatu yang tak penting-penting amat atau terlalu menikmati masa lajang. Sama sekali bukan. Pertama saya percaya bahwa untuk mendapatkan seseorang yang baik, saya harus memperbaiki diri saya sendiri dulu. Pasalnya jodoh adalah gambaran diri kita. Saya memulainya dengan menutup aurat dan membatasi pergaulan dengan lawan jenis. Saya juga memutuskan utuk berhenti pacaran setelah masuk universitas.

Tentang Menulis

Bahwa saya jam 01.04 sangat ngantuk tapi masih melototin laptop, bukti kalau kafein sebetulnya antara iya dan tidak berefek terhadap tubuh saya. Tapi jujur yang saya pingin lakukan sekarang cuma nulis dan tulisan kali ini adalah entang menulis. Berikut hal-hal yang saya sukai dalam tulisan: 1.       Deskriptif. Ketika menulis terutama fiksi, saya selalu ingin membuat pembaca mengalami apa yang saya banyangkan dalam tulisan. Contohnya: ·          aku mencium bau kapur ·          kaos oblong putih ·          bunyi gitar yang sumbang ·          kabut di awal musim dingin 2.       Tidak menyukai ab-ab. Personally saya merasa ab-ab dalam tulisan itu membosankan. Misalnya: ·          Pada matamu yang bening, rindu diceritakan begitu hening ·          hatiku begitu bising, kamu jadi terasa asing ·          rindu adalah hamparan kota-kota, kamu dan aku tak pernah jadi kita ·          diammu adalah batuan beku yang digigilkan waktu Yang l