Saya menyadari betapa banyaknya
batasan ketika kita ingin menulis karya sastra. Itu membuat saya merasa
terkekang.
Seperti bagaimana sebuah tulisan
tak boleh mengandung SARA. Apa yang dimaksud di sini? Apakah karya seperti Da
Vinci Code itu menurut aturan orang Indonesia dianggap SARA? Sebab di novel
tersebut disinggung tentang keturunan Yesus yang masih hidup sampai masa ini.
Kemudian apakah apabila kita
menceritakan pembunuhan yang didasarkan pada kesalahan interpretasi pembunuh
terhadap isi ayat-ayat dalam kitab tertentu itu juga SARA? Padahal plot cerita
seperti ini di Negara lain malah sampai dibuat film.
Lalu sebuah tulisan juga tak
boleh mengandung unsur LGBTQ. Saya tidak membenarkan apalagi menormalisasi dan
meromantisasi LGBTQ. Namun menurut saya bila sebuah karya menceritakan hal baik
dari itu, misalnya seseorang yang berusaha keras untuk menyembuhkan diri (maaf,
saya memang menganggap ini sebagai penyimpangan yang seharusnya bisa
disembuhkan alias penyakit) dari hal ini, seharusnya ada ruang untuk publik menerimanya.
Saya sudah pernah menanyakan
tentang penjelasan lebih rinci mengenai SARA seperti apa dan LGBTQ seperti apa
yang dilarang, tapi tak pernah ada penjelasan yang menjawab pertanyaan
tersebut. Sejujurnya sebagai penulis, pemula pemang, saya yakin setiap karya memiliki
kesempatan yang sama untuk dipublikasikan.
Komentar
Posting Komentar