Langsung ke konten utama

BELAJAR DARI KISAH NABI ZAKARIA AS


Malam kemarin saya ngobrol ngalor ngidul dengan teman tentang doa. Kami masing-masing menyadari beberapa hal, mungkin juga terjadi pada siapa saja, ternyata apa yang kita dapatkan saat ini adalah apa yang pernah kita minta dalam doa beberapa bulan atau bahkan tahun sebelumnya. Interesting, padahal kadang kita sendiri lupa dulu pernah minta apa.

Ngomong-ngomong soal doa dan kesabaran, saya selalu ingat kisah Nabi Zakaria. Sebagai orang yang cukup emo :D saya sering sedih baca kisahnya. Kalau ada yang keliru dari tulisan saya, tolong kasih tahu & betulkan.

Nabi Zakaria a.s merupakan ulama besar di kalangan Bani Israil  dan masih keturunan Nabi Sulaiman a.s. Istrinya adalah saudara perempuan Hannah, sedangkan Hannah ialah istri Imran seorang pembesar di kalangan Bani Israil. Hannah dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Maryam. Jadi Nabi Zakaria a.s adalah paman dari Siti Maryam, ibu Nabi Isa. Nabi Zakaria juga mengasuh Maryam setelah Imran wafat. Dalam berbagai sumber dikisahkan Maryam adalah wanita yang suci, sangat menjaga auratnya, ia tidak pernah menemui laki-laki yang bukan mahramnya, tidak juga bicara dengan mereka. *Sedikit saya bahas karena ....kenapa nggak J

Lagi-lagi soal Nabi Zakaria a.s. Beliau menikah di usia 30 tahun dan istrinya yang mandul berusia 20 tahun. Nabi Zakaria begitu menginginkan anak dari istrinya yang mandul tersebut. Beliau berdoa sembuyi-sembunyi karena khawatir kaumnya tahu dan mengira beliau gila. Doanya ada di QS. Al-Imran: 38: Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa".

Bukan satu, atau dua tahun, 10 atau 20 tahun Nabi Zakaria a.s berdoa. Beliau berdoa meminta anak selama 70 tahun. Saat itu Nabi Zakaria berusia 100 tahun dan istrinya 90 tahun. Istrinya sudah tua renta dan jangan lupa, mandul pula. Namun Allah kabulkan doa Nabi Zakaria dengan lahirnya Yahya. Saya suka merinding bacanya, karena jelas ini mustahil kalau bukan karena Allah yang menghendaki.

Belajar dari kisah ini, saya selalu yakin Allah Maha Mendengar, Dia Tahu tapi Menunggu. Bersyukur untuk segala yang Dia kabulkan dan tidak Dia kabulkan.

Karena lagi-lagi, ada tiga kemungkinan yang Allah lakukan setelah mendengar doa kita:
1.      Dikabulkan, karena baik untuk kita
2.      Ditunda, karena waktunya belum tepat
3.      Atau diganti dengan yang lebih baik

Saya sebelumnya pernah tulis bahwa saya kalau berdoa haya itu-itu saja, tidak pernah spesifik apalagi maksa :D
Tapi saya pikir tidak ada salahnya untuk meminta sesuatu yang kita inginkan bahkan mengadu saat kita sedang kesulitan. Berbeda saat kita curhat pada manusia dan pada Tuhan. Saya jarang curhat ke teman karena saya seringnya hanya ingin didengar. Jadi curhat ke Allah sudah lebih dari cukup J

Lalu belajar dari kisah tadi, ternyata kesabaran dan ketabahan adalah kuncinya. 70 tahun mendoakan hal yang mustahil saya yakin bukan hal yang mudah. Jelas keislaman saya belu sampai ke tahap sana, tapi tidak ada salahnya belajar. Semoga akhirnya kita semua termotivasi untuk tidak berhenti berdoa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Batas

  Saya menyadari betapa banyaknya batasan ketika kita ingin menulis karya sastra. Itu membuat saya merasa terkekang. Seperti bagaimana sebuah tulisan tak boleh mengandung SARA. Apa yang dimaksud di sini? Apakah karya seperti Da Vinci Code itu menurut aturan orang Indonesia dianggap SARA? Sebab di novel tersebut disinggung tentang keturunan Yesus yang masih hidup sampai masa ini. Kemudian apakah apabila kita menceritakan pembunuhan yang didasarkan pada kesalahan interpretasi pembunuh terhadap isi ayat-ayat dalam kitab tertentu itu juga SARA? Padahal plot cerita seperti ini di Negara lain malah sampai dibuat film. Lalu sebuah tulisan juga tak boleh mengandung unsur LGBTQ. Saya tidak membenarkan apalagi menormalisasi dan meromantisasi LGBTQ. Namun menurut saya bila sebuah karya menceritakan hal baik dari itu, misalnya seseorang yang berusaha keras untuk menyembuhkan diri (maaf, saya memang menganggap ini sebagai penyimpangan yang seharusnya bisa disembuhkan alias penyakit) dari ...

Pura-pura Sibuk, Sibuk Berpura-pura

 Assalammualaikum. Selamat malam. Menulis di sini untuk kasih update bahwa kehidupan saya terutama setelah menjadi ibu berubah berratus-ratus derajat sibuknya. Sesibuk itu? Iya, sesibuk itu. Kamu belum ngerasain ya yang namanya pingin 'me time' mesti melek tenga malem hanya demi nonton movie favorit misalnya, karena kalo bukan waktu tidur, ya...emang nggak ada waktu lain. Saya nggak anggap anak sebagai beban, tapi kalo dia bangun bahkan kalo dia tidur, perhatian dan seluruh jiwa raga saya hanya fokus ke dia. Dia lagi aktif banget belajar jalan. Jarang banget duduk lama, itungan detik. Sisanya jalan-jalan yang masih sempoyongan, belum ajeg dan dikit-dikit atu atau kejedot. Inget anak tuh bukan pemberian tapi titipan. Maka nggak bole ngasal pengasuhannya. Lalu saya masi berusaha untuk produktif dalam hal lain. Saya masi aktif bagiin info-info tentang pendidikan di IG, membaca dan meriviu buku di YouTube, jualan buku dan makanan sehat, dan yang udah diimpikan sejak lama adalah men...

KACAMATA

Mengenai apa-apa yang akan saya tuliskan di sini, saya sulit menemukan judul yang tepat. Awalnya saya hanya baca kutipan Ir. Soekarno dalam buku yang beliau tulis judulnya “Sarinah”. Bunyi kutipannya adalah: “Tidakkah banyak laki-laki yang mendewi-tolol-kan istrinya?” – Ir. Soekarno. Sebagai seorang yang pernah menikahi 9 istri, tidak sedikit yang menganggap beliau sebagai womanizer. Nah dengan buku “Sarinah” ini, tuduhan tersebut terbantahkan. Saya juga belum baca bukunya, tapi saya baca review-review nya di internet. :D Selain karena baca ini, saya juga akhir-akhir ini mengikuti salah satu feminis yang cukup aktif dan vokal di sosial media. Jadi sedikit banyak menginspirasi saya untuk menuliskan sesuatu tentang perempuan, terutama dari kaca mata laki-laki. KACAMATA PEREMPUAN Satu hal yang saya rasa sangat berbeda antara laki-laki dan perempuan adalah bagaimana kita saling mempengaruhi secara seksual? Saya agak sulit membahasakannya. Yang saya maksud adalah mis...